Prosesi upacara pelebon biasanya dilaksanakan di tanah kuburan, namun di desa bedulu upacara pembakaran jenazah gusti mangku istri ageng pura samuantiga bdeulu kecamatan blahbatuh gianyar justru dilaksanakan di areal persawahan milik pura, akibatnya ratusan pengusung petulangan berupa lembu putih dan padma sebagai sarana upacara harus tertatih-tatih menuju lokasi upacara yang berlumpur.
Upacara pembakaran jenazah bagi masyarakat hindu di bali lazimnya dilaksanakan di lokasi kuburan hanya upacara pelebon bagi pendeta atau sulinggih yang telah melaksanakan prosesi upacara tertentu upacara pembakaran jenazahnya dilakukan di kawasan suci di luar daerah kuburan umum. Seperti yang upacara pembakaran jenazah gusti mangku istri ageng pura samuantiga rabu kemarin upacara pembakaran jenazah gusti mangku istri ageng pura kahyangan jagat itu dilaksanakan di luar wilayah kuburan dengan memanfaatkan areal persawahan atau pelaba pura.
Menurut sekretaris PHDI Bali I Gusti Ngurah Made yang menghadiri prosesi pelebon, pelaksanaan pelebon di areal perswahan itu dimaksudkan untuk menjaga kesucian lokasi pembakaran jenazah sehingga prosesi ritual itu berlangsung khidmat dan khusyuk. Hal ini juga didasari kesepakatan warga setempat dan keluarga.
Dipilihnya areal persawahan sebagai lokasi pelebon membuat prosesi berlangsung terkendala, selain pengusung petulangan berupa lembu putih dan padma kesulitan berjalan menuju lokasi upacara, sedangkan warga yang hadir dalam upacara pitra yadnya itu penuh lumpur karena harus melalui areal persawahan, demikian juga dengan sejumlah wisatawan yang menyaksikan prosesi unik itu harus melalui persawahan berlumpur.
Posting Komentar